Merintis Bisnis Sosial Fashion Berkelanjutan
Siti Nurhaliza
RK Angkatan 16
10 Desember 2024
7 menit baca
“Fashion bukan hanya tentang gaya, tapi tentang dampak - untuk lingkungan, untuk pengrajin, dan untuk masa depan planet kita.”
TenunKita lahir dari keresahan saya melihat industri fashion yang eksploitatif dan merusak lingkungan. Sebagai pecinta fashion yang juga peduli lingkungan, saya yakin ada cara yang lebih baik - fashion yang indah, sustainable, dan memberdayakan.
Dari Magang di Brand Internasional
Setelah lulus desain fashion tahun 2020, saya magang di brand fashion internasional. Di sana saya melihat langsung sisi gelap fast fashion: limbah tekstil masif, upah buruh yang tidak layak, dan siklus produksi yang destruktif terhadap lingkungan.
Pengalaman di RK tentang social entrepreneurship membuat saya bertanya: kenapa tidak buat brand sendiri yang berbeda? Brand yang profitable tapi juga purposeful.
Menemukan Kekayaan Tenun Indonesia
Saya mulai riset tentang tekstil tradisional Indonesia. Perjalanan saya bawa ke Sumba, Toraja, Jepara, dan berbagai daerah penghasil tenun. Yang saya temukan sungguh luar biasa: keahlian pengrajin yang tinggi, motif yang kaya filosofi, tapi harga jual yang sangat rendah.
"Fashion bukan hanya tentang gaya, tapi tentang dampak - untuk lingkungan, untuk pengrajin, dan untuk masa depan planet kita."
Masalahnya? Tidak ada akses pasar, tidak ada branding yang menarik milenial, dan rantai distribusi yang panjang sehingga pengrajin dapat margin sangat kecil. Di sinilah saya melihat peluang.
Membangun TenunKita
TenunKita didirikan tahun 2021 dengan model bisnis yang berbeda:
- Direct partnership dengan pengrajin - kami beli langsung, tidak ada tengkulak
- Fair pricing - pengrajin dapat 60% dari harga jual, 3x lipat dari sistem konvensional
- Modern design - kolaborasi dengan desainer untuk bikin produk yang appeal ke anak muda
- Zero waste production - sisa kain dimanfaatkan untuk produk accessories
Koleksi pertama kami adalah tote bag dari tenun Sumba. Produksi 100 pcs, sold out dalam 2 minggu melalui Instagram. Itu yang memberi saya kepercayaan diri untuk scale up.
Tantangan dan Breakthrough
Tahun pertama penuh tantangan:
- Quality control - koordinasi dengan pengrajin di berbagai daerah tidak mudah
- Supply consistency - produksi handmade butuh waktu, sementara demand tinggi
- Marketing budget - kompetisi dengan brand besar yang punya iklan masif
- Edukasi konsumen - banyak yang belum paham kenapa produk sustainable lebih mahal
Breakthrough datang ketika kami featured di media nasional dan dapat angel investment dari impact investor. Dana ini kami gunakan untuk:
- Membuka production hub di 3 daerah
- Training pengrajin tentang quality standard dan productivity
- Hiring tim marketing dan expansion retail
Dampak Sosial yang Tercipta
3 tahun beroperasi, TenunKita telah:
- Bermitra dengan 150+ pengrajin di 8 provinsi
- Meningkatkan income pengrajin rata-rata 200%
- Produksi 10,000+ produk dengan zero waste
- Menyelamatkan 50+ ton limbah tekstil dari TPA
- Membuka 5 toko offline dan export ke 3 negara
Yang paling membanggakan adalah testimoni pengrajin. Ibu Mariana dari Sumba bilang: "Anak saya sekarang bisa kuliah karena income dari TenunKita. Terima kasih sudah hargai karya kami."
Model Bisnis yang Profitable dan Purposeful
Banyak yang bilang bisnis sosial itu tidak bisa untung. TenunKita membuktikan sebaliknya. Tahun 2023, kami break even dengan revenue 2 miliar rupiah. Tahun 2024, kami targeting 5 miliar dan expansion ke fashion apparel.
Kunci suksesnya:
- Premium positioning - kami jual value, bukan harga murah
- Strong storytelling - setiap produk punya cerita tentang pengrajin
- Community engagement - pelanggan kami adalah brand ambassador
- Innovation - terus experiment dengan desain dan material baru
Visi untuk Industri Fashion Indonesia
Impian saya adalah TenunKita menjadi bukti bahwa fashion Indonesia bisa bersaing global tanpa mengorbankan nilai sosial dan lingkungan. Kami sedang develop fashion tech platform yang connect pengrajin dengan designer dan buyer secara global.
Indonesia punya 300+ jenis tekstil tradisional. Bayangkan potensinya kalau semua diberdayakan dengan model bisnis yang berkelanjutan!
Pesan untuk Entrepreneur Muda
- Purpose before profit - Tapi profit tetap penting untuk sustainability
- Start small, think big - TenunKita mulai dari 100 tote bag
- Learn from traditional - Wisdom lokal adalah goldmine untuk inovasi
- Build community - Pelanggan yang percaya misi Anda adalah aset terbesar
- Be patient - Bisnis berkelanjutan butuh waktu, tidak instant
RK mengajarkan saya bahwa bisnis bisa jadi kendaraan untuk perubahan sosial. TenunKita adalah wujud nyata dari pembelajaran itu. Mari kita buktikan bahwa doing good dan doing well bisa berjalan beriringan!
Bagikan cerita ini:
Terinspirasi dari Cerita Ini?
Bagikan juga perjalanan dan pencapaianmu untuk menginspirasi alumni lainnya!